Showing posts with label worry. Show all posts
Showing posts with label worry. Show all posts

Monday, January 07, 2013

Kompleksitas Hidup

Hal terbaik yang terjadi pada saat sakit adalah menyadari betapa tingginya harga sebuah kesehatan. Mata cetot-cetot seperti mau keluar, otot dan sendi linu-linu, rusuk seakan ditindih oleh beban yang sangat berat, tenggorokan yang susah menelan, kepala cenat-cenut setiap bergerak dan badan yang demam tinggi melemahkan seketika tubuh yang ingin produktif.

Ada yang bilang kalo disease (penyakit) merupakan akronim dari the body is not in ease. 75% penyakit kita berasal dari pikiran. Diawal tahun ini mungkin memang banyak yang saya pikirkan. Mulai mobil yang rusak, rumah yang rusak, kerjaan yang terlihat seperti impossible untuk diselesaikan dan thesis yang harus dikerjakan dengan pembimbing yang benar-benar payah, dan masih banyak lagi. Akumulasi semuanya mungkin membuat saya tertekan dan menifestasinya berupa penyakit.

Hidup yang terlalu cepat, menuntut kita semakin complex sehingga terkadang menyulitkan diri kita sendiri. Andai saya tidak memiliki mobil, andai saya tidak kuliah, andai saya mengambil rumah yang kecil-kecil saja. Semua keputusan yang saya ambil, seiring dengan waktu membuat saya terjerumus semakin dalam ke dalam lembah kompleksitas kehidupan.

Hasilnya kita jadi lupa, kita jadi tidak merasa, hari-hari terlewat begitu saja seakan sudah seharusnya. Kita jadi tidak bersyukur, kita tidak menapaki kehidupan itu sendiri. Padahal hidup itu indah, hidup itu wonderful.

Oleh karenanya mulai hari ini hingga 30 hari kedepan, saya akan mencoba menulis betapa indahnya hidup ini setiap hari. Semoga hal ini menjadi pengingat saya, dan membuat saya selalu tetap bersyukur setiap harinya.

Saturday, November 03, 2012

Bagaimana kalau motor dilarang?


diambil dari profil picture twitter @b2windonesia

Saya bukan benci dengan motor, saya hanya benci dengan prilaku pengendara motor yang suka seenaknya di jalanan. Pasti anda berpikir “Ah kan ga semua pengendara motor seperti itu...”. Dulu juga saya pengendara motor. Dulu juga saya berpikir seperti itu. Tapi coba kita berhenti sejenak, dan melihat lagi dengan jujur kedalam hati kita. Apakah benar masih seperti itu?

Saya merasa menjadi minoritas pada saat saya mematuhi aturan lalu lintas, mulai dari dikloaksonin, dimaki, ditabrak, disenggol dan masih banyak lagi. Kalau ditekan seperti itu terus-menerus lama-kelamaan seseorang akan berubah juga. Sebelum saya terpengaruh dan berubah, saya mengambil langkah drastis. Saya memilih untuk naik sepeda.

Sekedar info, ini diambil dari http://www.worldlifeexpectancy.com/country-health-profile/indonesia. Kematian akibat kecelakaan kendaraan bermotor mencapai 48,074 pertahunnya (data tahun 2010) yang artinya 134 orang meninggal perharinya akibat kecelakaan bermotor, dan menurut Prof. Dr. Danang Parikesit, Senior Researcher Transport Planning And Financing Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, di http://www.jddc-online.com/?p=51 70 persennya adalah akibat sepeda motor.

Menurut saya ini sudah parah. Harus ada suatu perubahan, harus ada tindakan yang tegas, harus ada suatu terobosan. Jika dibiarkan ini hanya akan memperparah. Aturan sudah ada hanya saja pelaksanaannya yang belum tegas.

Friday, September 28, 2012

Fail to look the real problem

Bicara soal tawuran pelajar, ga perlu jauh-jauh ngomongin politisi, petinggi dan aparat negara yang suka berantem di TV-TV, lihat saja dulu yang paling dekat bagaimana prilaku kita terhadap sesama sehari-hari di Jalan Raya, di tempat kerja, di parkiran, di mall-mall, di dunia pendidikan, bahkan di tempat ibadah pun kita sering kali menyerobot, menghajar, membantai, memakan, melibas, mengkadali sesama kita, dan merasa paling hebat. Mengobarkan kebencian kepada orang lain. Menindas minoritas. Mencuri-curi kesempatan.

Sikap selalu ingin mengalahkan, mendominasi, menindas orang lain sudah merasuki ke dalam setiap inchi dari kehidupan kita sehari-hari. Dan ini terus menerus dipertontonkan, di install, mau tidak mau ke dalam otak generasi muda dalam kesehariannya hingga tertanam di alam bawah sadar mereka.


Fuck soal kebersamaan sesama pengguna jalan, fuck soal menghargai antrian tol, fuck soal menghargai perbedaan pendapat, yang kuat dia menang, lo anak siapa, gw anak siapa, selama lo ga ganggu gw, gw ga akan ganggu lo.


Justru hal-hal seperti diatas kita malah familiar, dari yang muda-muda hingga ke yang tua-tua yang seharusnya  lebih bijaksana dan memberikan contoh.


Hukum? terdengar asing ditelinga gw.


Gw rindu kebersamaan, gw rindu kasih sayang, gw rindu kebenaran, gw rindu keadilan.

Sunday, September 16, 2012

Menghadapi Pilihan




Pernahkah anda dihadapkan pada suatu pilihan? Pernahkah anda berada pada keragu-raguan? Takut mengambil keputusan, takut salah, khawatir akan hasil yang tidak pasti. Pada akhirnya anda hanya menunda keputusan tersebut. Namun justru hal itu membuat anda semakin khawatir dan terus kepikiran. Pernahkah Anda berada dalam posisi tersebut?

Sadarkah anda bahwa sebenarnya setiap harinya kita dihadapkan pada ratusan pilihan-pilihan.

Mulai dari pilihan-pilihan yang kita anggap sepele, seperti :

“Bangun dari tempat tidur atau stay 5 menit lagi?”

“kopi atau teh?“

“ngantor pake kemeja atau batik atau poloshirt?”

“celana bahan atau jeans?”

“naik mobil atau sepeda?”

“belok kiri atau kanan?”

hingga pilihan-pilihan yang menurut kita signifikan sangat berarti bagi kehidupan kita, seperti :

“mau masuk SMP mana? SMA? Perguruan Tinggi?”

“ngekost atau asrama atau bareng-bareng ngontrak rumah?”

“Himpunan atau Cage?”

“kejar “dia” atau cari yang lain?”

“Mencintai atau dicintai?”

“Menikah?”

“Have a Baby or not?”

Sebenarnya setiap pilihan-pilihan tersebut baik kecil ataupun besar, memiliki dampak yang sama terhadap hidup kita, kesemuanya merupakan potongan-potongan puzzle kehidupan kita yang membentuk kehidupan kita hingga menjadi sekarang ini.

Life is a matter of choice. Kehidupan merupakan sekumpulan pilihan-pilihan yg kita buat setiap harinya, setiap detiknya. Kehidupan merupakan the series of choice. Siapa diri kita saat ini, tidak terlepas ratusan pilihan-pilihan yang kita buat setiap harinya di masa lampau.

It doesn't matter what the result is, as long as you choice something

Apapun yang kita pilih, dalam ketidakpastian, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Benar atau salah, baik atau buruk, itu semua akan kita lihat setelah kita mengambil keputusan tersebut. Setelah kita menjalaninya. Apapun itu hasilnya, hidup akan terus berjalan even if you dont decide anything, life still goes on.

Ini akan menjadi masalah apabila kita tidak memilih sesuatu dan menjadi ragu. Sebenarnya tidak memilih juga merupakan suatu pilihan.

Menunda bukanlah suatu solusi, pada akhirnya kita juga tetap harus memutuskan.

It is okay if you want to postpone your decision till certain time.

It will become a problem when those things you postpone still haunt you and make you worry.

You will waste your live if you in the doubt and worry everything, gimana kalo gini, gimana kalo gitu, hidup jadi sengsara, misery, You are not live in the present, you are not live in anywhere but inside your head. Stop worry and take decision! or worst case, ask somebody to take decision for you.

Just take simple decision and the worry will be gone! You will be focus to the next things.

It doesnt matter if your decision turns out become bad decision, you can learn from it.

It is better to take decision and get wrong and learn from that mistakes than live in doubt and hesitation.

Think Less Feel more! Worry less enjoy more!

It will be easier for everybody.

If you can reduce the ammount of time to take decision, you can take much more decision. Lot decision means lot mistakes. Lot mistakes mean lot things to learn.

Quick decide everything, take a lot of decision, take a lot of mistakes, learn a lot from all of those. Pada akhirnya tanpa kita sadari kita sudah mengambil langkah besar dalam hidup kita.