Munurut blog ini http://www.wahyu-winoto.com/2011/09/zakat-dalam-konteks-agama-dan.html,
salah satu hikmah dari berzakat adalah mewujudukan solidaritas sosial, rasa
kemanusian dan keadilan, ukhuwah islamiyah, persatuan ummat, dan pengikat batin
antara yang kaya dengan yang miskin.
Dengan makin maraknya lembaga-lembaga zakat, memudahkan kita
dalam berzakat. Mau zakat sekarang tinggal transfer. Namun saya menjadi bingung
dimana letak kepeduliannya? Solidaritasnya? Rasa kemanusiaanya? Saya khawatir malah
yang timbul ketidak-pedulian. Malah saya khawatir akan menumbuhkan
pikiran-pikiran seperti ini, “Pokoknya saya sudah transfer, saya sudah
berzakat, sudah membersihkan harta saya”, “Tidak peduli sama lembaga zakat mau dipake
apa?”, malah kalau sudah parah bisa seperti ini “Zakat nih ribet amat
transfer-transfet tiap bulan/tahun, saya bikin standing-instruction aja tiap
bulan/tahun langsung diautodebet dari rekening saya”. Jadi hilang
kepeduliannya, yang ada malahan keangkuhan.
Namun di sisi lain, sangat tidak dianjurkan untuk melakukan
pembagian zakat sendirian. Seringkali malah mengakibatkan kerusuhan yang pernah
dalam beberapa kasus bahkan hingga meregut korban jiwa.
Jadi bagaimanakah sebaiknya?
No comments:
Post a Comment