Tuesday, April 05, 2016
Camping VI : Suaka Elang Loji
Camping kali ini judulnya salah tempat membawa nikmat. Entah kenapa saat teman berniat camping ke Cidahu yang terbayang dalam kepala saya adalah Jembatan Gantung Suaka Elang Loji. Sepertinya sudah tertanam dalam kepala saya pada saat orang bilang Cidahu yang terbayang adalah gambaran jembatan gantung menuju perkemahan dan itu berada di Loji dan sangat berbeda dengan Cidahu. Mungkin dulu waktu browsing-browsing tempat perkemahan Cidahu saya malah nyasar ke sini, sehingga yang ada dibayangan adalah Loji dan Cidahu merupakan satu tempat.
Bodohnya lagi, setelah teman mendeskripsikan dengan baik tempat yang akan dituju melalui chat facebook, saya tetap saja tidak menyadari bahwa saya salah tempat. “Mana warungnya?” gumam saya dalam hati. “Katanya tempat camping tidak berapa jauh dari warung”. Maaf untuk Bang Fuad, ane nyasar sampe Loji nih.
Loji sendiri merupakan Suaka Elang yang berlokasi di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Teramati terdapat tiga kandang elang yang terisi dengan tiga jenis elang yang berbeda. Disini anda bias melihat bagaimana elang-elang tersebut diberi makan marmot saat pagi hari. Juga anda masih dapat mendengarkan elang-elang tersebut saling bersahut-sahutan baik dengan sesama elang yang ada di kandang ataupun dengan elang-elang lain yang berada di luar kandang.
Namun saya sendiri selama dua hari tidak pernah bertemu dan melihat langsung elang lain yang hidup bebas diluar kandang. Saya hanya mendengarkan kicauannya saja saat sahut-sahutan dengan elang-elang yang berada di dalam kandang.
Jalan menuju lokasi
Semuanya sudah aspal hingga tempat parkiran di lapangan depan SD. Kendaraan parkir di SD dan selanjutnya untuk ke bumi perkemahan ditempuh dengan berjalan kaki, kurang lebih 1 km dengan medan berupa jalan berbatu yang sering dilalui truk pengangkut batu dari quary sekitar. Ini merupakan jalur baru (menurut warga baru satu bulan). Jika mobil anda berupa mobil offroad atau anda menggunakan motor saya rasa jalan berbatu ini masih bisa dilewati dan parkir disekitar quary depan empang. Bahkan untuk motor disediakan parkir juga di dekat rumah penduduk sebelum masuk persawahan. Ini sangat menyingkat jarak tempuh jalan kaki anda.
Namun jika anda terpaksa parkir di sd (sama seperti saya), jangan khawatir ada beberapa ojek merangkap porter yang rela mengantar anda, bahkan mengangkut barang-barang anda hingga ke lokasi perkemahan. Menurut penduduk sekitar jalur yang lama sebagian tanahnya sudah di beli oleh PT Kapol Antarnusa, sehingga tidak bisa dilewati lagi. Kini melalui jalur baru, untuk menuju bumi perkemahan tidak melalui jembatan gantung lagi. Namun melewati sungai kecil di bawah dan langsung menuju bumi perkemahan. Jarak yang ditempuh dari parkiran memang menjadi lebih panjang. Namun pemandangan yang disajikan sangat indah.
Karena ini pertama kalinya kami kesini dan belum terbayang seberat apa medan dan sejauh apa jarak tempuh yang akan dilalui, maka kami memutuskan menggunakan jasa ojek porter tadi.
Parkiran
Cukup jauh dari lokasi perkemahan. Tidak memungkinkan untuk bolak-balik ambil barang kecuali anda samson. Usahakan membawa barang seringkas mungkin. Tidak disarankan membawa barang yang besar-besar seperti meja panjang, kursi besar, tabung gas, kulkas, dispenser, aqua galon, dan sejenisnya. Pada saat pulang, karena bawaan kami cukup ringkes, kami tidak lagi menggunakan jasa ojek, alias full jalan kaki dari bumi perkemahan menuju mobil.
MCK
Sebenarnya MCK yang ada cukup baik namun kurang terawat. Bahkan MCK yang berada di dekat perkemahan airnya tidak mengalir. Karena tidak tahu, banyak yang terjebak sudah buang air kecil disitu, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. MCK yang masih berfungsi terletak di belakang kantor dekat mushola. Terdapat dua kamar MCK dengan air yang berlimpah. MCK ini gratis.
Biaya
Parkir Mobil seikhlasnya, ojek porter Rp 20,000.-/motor, tiket kemping Rp 20,000.-/org/malam.
Warung
Tidak ada warung, warung terdekat berada di dekat quary (tambang batu). Selain itu ada juga warung di lapangan sd tempat mobil parkir. Itupun pada malam hari (jam 19.00) sudah tutup karena sang pemilik warung pulang, ga tinggal disitu.
Interesting site
Kandang Elang, Air terjun, Jembatan gantung, dan balkon di depan kantor. Sebenarnya balkon didepan kantor itu punya potensi besar untuk dikembangkan. Saya membayangkan disediakan meja bundar beralas putih diatasnya dan disediakan menu sarapan. Ini pasti nikmat sekali. Namun sayangnya, kenyataanya balkon ini banyak kayunya yang sudah lepas dan lapuk, tampak membahayakan. Saya meragukan kekuatan strukturnya.
Berikut foto-foto saat kami berkemah disini (klik untuk memperbesar foto) :
Ingat jangan pernah lupa untuk selalu bawa pulang kembali sampah kita. Bayangkan jika satu keluarga dalam satu hari camping meninggalkan satu kantong plastik sampah akan berapa banyak sampah yang ada dalam setahun jika satu hari tempat ini dikunjungi 10 keluarga saja? Walau bisa dibakar tetap akan ada yang tersisa. Lagipula sistem penangan sampah dengan membakar juga mencemari udara gunung yang bersih. Mari kita budayakan bawa pulang kembali sampah kita sehingga nantinya anak-cucu kita masih ada tempat untuk bercamping ria.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment